Berita  

Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja, Langkah Strategis Cegah Stunting di Bangka

Kepala DP3ACSKB Provinsi Kep. Babel, Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Foto : Humas DP3ACSKB

VOTENEWS.ID, BANGKA – SMP Negeri 2 Merawang, Kabupaten Bangka, menjadi tuan rumah kegiatan “Pengembangan Strategi Operasional Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Sesuai Kearifan Budaya Lokal” yang digelar Rabu (23/04/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka bekerja sama dengan DP3ACSKB Provinsi Kep. Babel dan DPPKBP3A Kabupaten Bangka menyinergikan kegiatan edukasi dengan aksi nyata berupa sarapan sehat bersama dan pembagian tablet tambah darah (Fe) kepada remaja putri.

Sebanyak 100 siswa dan siswi menghadiri kegiatan ini, bersama Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Merawang, Kepala Dinas Kesehatan, serta perwakilan dari instansi terkait.

Kepala DP3ACSKB Provinsi Kep. Babel, Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd, menegaskan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sejak usia remaja. Ia mengajak siswa menerapkan pola hidup sehat, berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, dan tidak terburu-buru menikah. “Usia ideal menikah adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Pernikahan bukan kompetisi,” ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala DPPKBP3A Kabupaten Bangka, Lia Anggraini, SKM., M.Kes, mengajak remaja memahami makna pernikahan dan mempersiapkan diri secara menyeluruh. Ia menekankan bahwa pernikahan harus didasari kesiapan usia, fisik, finansial, emosional, sosial, hingga moral dan intelektual.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Nora Sukma Dewi, SKM, MKM, M.Biomed, Sc, mengupas pentingnya pemenuhan gizi pada masa remaja, khususnya asupan zat besi yang dibutuhkan lebih tinggi oleh remaja putri. “Remaja putri membutuhkan sekitar 14,9 mg zat besi per hari, sedangkan laki-laki sekitar 8,9 mg,” jelasnya.

Pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini dan berharap edukasi serupa dapat terus berlanjut, mengingat pentingnya kesehatan reproduksi bagi masa depan generasi muda.