VOTENEWS.ID, PANGKALPINANG – Seluruh wilayah cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat inflasi pada Maret 2025, baik secara tahunan (year-on-year/y-on-y) maupun bulanan (month-to-month/m-to-m). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi di semua wilayah tersebut meningkat dibandingkan Februari 2025.
Kota Pangkal Pinang mencatat inflasi y-on-y tertinggi sebesar 1,39 persen dengan IHK sebesar 105,91. Komoditas utama yang mendorong inflasi di kota ini antara lain sigaret kretek mesin (SKM) yang menyumbang andil 0,27 persen, kopi bubuk 0,19 persen, dan angkutan udara 0,19 persen.
Sementara itu, Tanjung Pandan mengalami inflasi y-on-y terendah sebesar 0,71 persen dengan IHK 105,75. SKM tetap menjadi penyumbang utama inflasi di wilayah ini dengan andil 0,22 persen, diikuti bawang merah 0,18 persen dan ikan kembung 0,17 persen. Namun, inflasi Tanjung Pandan tertahan oleh turunnya harga daging ayam ras (-0,21 persen), beras (-0,17 persen), dan bahan bakar rumah tangga (-0,15 persen).
Untuk inflasi m-to-m, Kabupaten Bangka Barat mencatatkan angka tertinggi, yakni 3,13 persen dengan IHK 103,88. Tarif listrik menjadi penyumbang utama inflasi di wilayah ini sebesar 2,40 persen, disusul bawang merah dan udang basah masing-masing sebesar 0,12 persen.
Adapun inflasi m-to-m terendah kembali terjadi di Tanjung Pandan sebesar 0,82 persen. Kenaikan tarif listrik menyumbang inflasi tertinggi sebesar 2,27 persen, diikuti bawang merah (0,15 persen) dan ketimun (0,02 persen). Di sisi lain, daging ayam ras (-0,60 persen), angkutan udara (-0,19 persen), dan ikan kerisi (-0,16 persen) menahan laju inflasi.