Rugi Waktu dan Biaya, Keluarga Pasien Protes Layanan RSUP Soekarno Babel

Gambar tampak depan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Dr. (H.C) Ir. Soekarno, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Gambar : Ai Image

VOTENEWS.ID, PANGKALPINANG — Keluarga pasien asal Kabupaten Bangka Barat memprotes pelayanan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Dr. (H.C) Ir. Soekarno, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Mereka mengaku dirugikan secara waktu dan biaya setelah pasien lansia yang hendak menjalani kontrol lanjutan tidak mendapat pelayanan medis sesuai jadwal.

Aswan (45), warga Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, menyampaikan kekecewaannya usai membawa orang tuanya, Samporea (75), ke RSUP Soekarno pada Sabtu (13/12/2025). Ia bersama keluarga menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam dari Bangka Barat menuju Pangkalpinang menggunakan ambulans desa.

Bacaan Lainnya

“Kami berangkat sejak pukul 06.00 WIB dan tiba sekitar pukul 08.40 WIB. Tujuan kami untuk kontrol lanjutan sesuai jadwal dengan dokter Armayani Rusli, Sp.B,” kata Aswan.

Setibanya di rumah sakit, Aswan dan keluarganya langsung melakukan pendaftaran dan diarahkan menemui asisten dokter bedah. Namun, alih-alih mendapat pemeriksaan, pihak keluarga justru diminta kembali pulang karena dokter yang dituju memiliki agenda lain.

“Asisten dokter menyampaikan bahwa dokter sedang menjalani kegiatan lain dan meminta kami datang kembali hari Senin. Kami baru mengetahui hal tersebut setelah sampai di rumah sakit,” ujarnya.

Menurut Aswan, sikap asisten dokter dinilai kurang proaktif dan tidak memberikan penjelasan yang jelas terkait perubahan jadwal. Kondisi tersebut membuat keluarga pasien merasa dirugikan, mengingat pasien merupakan lansia dengan kondisi fisik yang semakin lemah.

Ia juga mengungkapkan bahwa sehari sebelum keberangkatan, dirinya telah menghubungi asisten dokter melalui pesan WhatsApp untuk menanyakan jadwal dokter. Ia bahkan meminta kemungkinan kontrol dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat di Parittiga agar pasien tidak perlu melakukan perjalanan jauh.

“Jawaban yang kami terima hanya menyebutkan dokter tidak memiliki jadwal ke Parittiga. Tidak ada penjelasan soal jadwal di RSUP, sehingga kami tetap berangkat dan akhirnya pulang sia-sia,” katanya.

Aswan menilai pihak rumah sakit seharusnya memberikan informasi jadwal secara terbuka dan jelas agar pasien tidak mengalami kerugian, baik dari segi waktu, tenaga, maupun biaya sewa kendaraan.

Sementara itu, Asisten Dokter Bedah RSUP Soekarno, Irmawati, membantah tidak memberikan respons kepada pasien dan keluarga. Ia menyebut telah menjelaskan kondisi dan menawarkan penanganan medis sesuai prosedur.

“Pasien datang sekitar pukul 09.30 WIB dalam kondisi lemas, sementara dokter sedang menjalani operasi. Saya berkoordinasi dengan dokter melalui telepon dan pasien diarahkan untuk mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat,” ujar Irmawati saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan bahwa dirinya telah mengedukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya perawatan lanjutan. Namun, pasien disebut menolak untuk dirawat di IGD.

“Kami sudah memberikan penjelasan dengan baik, tetapi pasien tidak bersedia menjalani perawatan,” pungkasnya.

Pos terkait