VOTENEWS.ID, Pangkalpinang – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) memperketat pengawasan terhadap keluar-masuknya hewan ternak sebagai langkah antisipasi penyebaran kembali penyakit mulut dan kuku (PMK). Langkah ini dilakukan menyusul ditemukannya kasus PMK pada awal tahun 2025.
Penjabat Gubernur Kep. Babel, Sugito, menyatakan bahwa pihaknya telah berupaya maksimal mengendalikan penyakit ini sejak pertama kali mencuat pada tahun 2022. Sementara pada tahun 2024, Babel berhasil mencatat nol kasus PMK. Namun, munculnya kasus baru pada Januari 2025 membuat Pemprov Babel harus bertindak cepat.
“Kita tidak ingin situasi ini berdampak lebih luas, apalagi Babel sudah punya pengalaman dalam menangani wabah ini. Oleh sebab itu, langkah preventif seperti vaksinasi dan pengawasan transportasi hewan ternak kini diperketat,” ujar Sugito usai meninjau lokasi vaksinasi di Kelurahan Air Mawar, Rabu (22/1/2025).
Sugito menambahkan bahwa masyarakat, terutama para peternak, diimbau untuk melaporkan setiap indikasi hewan ternak yang menunjukkan gejala penyakit. Ia juga meminta keterlibatan seluruh pihak untuk memperkuat pengawasan di tingkat desa hingga provinsi.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Babel, Edi Romdhoni, menjelaskan bahwa vaksinasi PMK tengah digalakkan di seluruh kabupaten/kota. Saat ini, sebanyak 4.000 dosis vaksin telah didistribusikan secara merata untuk mencegah penyebaran virus.
“Vaksin ini hanya diberikan kepada ternak yang belum terpapar. Adapun ternak yang sudah terserang virus akan diisolasi untuk penanganan khusus. Kami sangat berharap kasus ini dapat segera terkontrol,” kata Edi.
Edi juga menyoroti pentingnya edukasi bagi peternak terkait ciri-ciri ternak yang terjangkit virus PMK. Menurutnya, identifikasi dini sangat membantu dalam mencegah penyebaran lebih lanjut.
Sebagai langkah tambahan, Pemprov Babel memberlakukan prosedur ketat di semua titik masuk wilayah untuk memastikan hewan ternak dari luar Babel bebas dari virus PMK. Tim pengawas akan melakukan pemeriksaan secara mendetail terhadap setiap pengiriman ternak.
“Langkah ini bukan untuk menghambat perdagangan ternak, melainkan melindungi para peternak lokal agar tidak mengalami kerugian akibat wabah ini,” tambah Edi.
Dengan strategi vaksinasi dan pengawasan yang lebih ketat, pemerintah Babel optimis mampu menangani dan menekan kembali penyebaran PMK, sebagaimana yang telah berhasil dilakukan di tahun-tahun sebelumnya.
Sumber Kominfo Babel