VOTENEWS.ID, JAKARTA, – Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya mengungkapkan bahwa harga minyak goreng mengalami kenaikan di 166 kota dan kabupaten di Indonesia menjelang bulan Ramadan 2025. Kenaikan ini diperkirakan akan mempengaruhi daya beli masyarakat pada bulan puasa mendatang.
Menurut Bima Arya, pada minggu sebelumnya, kenaikan harga minyak goreng tercatat di 162 kota, namun angka tersebut naik menjadi 166 kota pada minggu ini. Selain minyak goreng, harga gula pasir juga mengalami kenaikan di 148 kota, sementara harga cabai merah justru mengalami penurunan.
Bima menyebutkan, pemerintah akan segera mengambil tindakan untuk menanggulangi lonjakan harga tersebut. Pemerintah daerah diinstruksikan untuk melakukan pengecekan terkait masalah produksi dan distribusi bahan pokok serta mengadakan operasi pasar untuk menstabilkan harga di pasar-pasar lokal.
“Kami akan berkoordinasi langsung dengan dinas perdagangan dan pasar di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga,” ujar Bima usai mengikuti Rapat Tingkat Menteri di Gedung A Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan pernyataan yang berbeda. Dalam rapat yang sama, Andi memastikan bahwa harga-harga bahan pokok akan tetap stabil selama bulan Ramadan 2025, dengan target harga yang lebih murah dibandingkan tahun sebelumnya. Pemerintah, kata Andi, juga berencana melakukan operasi pasar besar-besaran, dengan menurunkan harga daging, gula pasir, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya.
Namun, keputusan final mengenai harga bahan pokok untuk bulan Ramadan baru akan diputuskan pada Rabu, 19 Februari 2025. Andi juga menegaskan bahwa harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng ditetapkan Rp15.700 per liter. Selain itu, ia mengungkapkan bahwa stok minyak goreng di Indonesia sangat mencukupi, dengan kapasitas produksi mencapai 250 ribu ton per bulan, sehingga tidak ada alasan bagi pengusaha untuk menjual dengan harga yang lebih tinggi dari HET yang ditetapkan.