VOTENEWS.ID, Pangkalpinang — DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) didatangi oleh puluhan pengemudi ojek online bersama komunitas URC-PGK pada Rabu (12/3/2025) pagi untuk memprotes fitur negosiasi harga dalam aplikasi Beta yang dianggap menyebabkan penurunan pendapatan mereka.
Dampak dari fitur negosiasi harga ini dijelaskan oleh Ketua Garuda Online Babel, Yanto. Menurutnya, tarif ojek online diturunkan hingga berada di bawah standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan. Tarif dasar di Zona 1, yang seharusnya ditetapkan antara Rp8.000 hingga Rp10.000 untuk jarak 0–4 km, kini hanya diberikan sebesar Rp6.300 karena aplikasi Beta.
“Sejak fitur ini diperkenalkan, pendapatan kami telah mengalami penurunan drastis. Kami merasa seperti diperas dan meminta agar fitur tersebut segera dihapus oleh pihak terkait,” ungkap Yanto.
Keresahan yang muncul di kalangan pengemudi juga disampaikan oleh Ari, perwakilan komunitas URC-PGK. Sebagai contoh, tarif perjalanan dari Greenland ke Bandara yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp90.000 kini hanya dihargai Rp50.000.
“Pendapatan kami telah berkurang hingga 90 persen. Kami berharap agar aplikasi Beta tidak lagi digunakan di Babel,” tegas Ari.
Keluhan tersebut ditanggapi oleh Ketua DPRD Babel, Didit Sri Gusjaya, dengan janji bahwa masalah ini akan dibawa ke Kementerian Perhubungan.
“Hari Jumat nanti, kunjungan ke Kementerian Perhubungan akan dilakukan untuk membahas tarif dasar ini,” ujar Didit.
Selain itu, kondisi di Palembang dan Lampung juga disoroti, karena fitur negosiasi harga tidak diterapkan di sana. Oleh karena itu, upaya untuk memastikan fitur ini tidak berlaku di Babel akan dilakukan oleh DPRD Babel.
“Perlindungan terhadap pengemudi ojek online di Babel perlu dilakukan agar dampak dari fitur negosiasi harga yang telah menurunkan pendapatan mereka hingga 50 persen dapat dicegah,” tutup Didit.