Adapun bahan pembuatan Dambus Tersebut dari pohon nangka bisa juga pohon jelutung, pohon lunggai atau pohon jati daun kecil, tapi lebih bagusnya nangka kata Mulkan saat di temui votenews.id di lokasi.
“Untuk bahan kalau sekarang agak sulit, kecuali kita mencarinya pas orang lagi motong, kadang kita beli kadang gratis karna kita sendiri yang nebangnya, proses pembuatnya pertama dari baloknya kita buat segi bentuk dibentuk segi empat, baru kita pasang mal sesuai ukuran kayu , kalau kayu kecil malnya kecil, baru kita pahat setelah selesai baru kita bentuk kepalanya itu kalau ininya bukan triplek dari pohon nangka juga lapis atasnya ini, satu bahan tidak terpisah” tambah Mulkan.
Mulkan menjelaskan “penjualan dambus sampai Australia, Amerika, tapi bukan kita yang jualnya orang datang kesini liat langsung beli jadi bawa ke Australia, kejepang pernah kalau local Riau Palembang, kalau di pangkalpinang ini ke kampong-kampung, untu pembuatannya kalau santai mungkin setengah bulan lah .
“Jenis dambus ada sedang, ada agak besar kayak mesir. Harga rata-rata Rp. 300.000, kalau agak kecil Rp. 2.500.000. Selain pembuatan dambus ada pembuatan jenis gendang, gagang golok sama tawa-tawa kita buat juga” pungkasnya.
Pelestarian mungkin tak akan tergerus jika dengan baik terkelola siklus. Kolaborasi, promosi, peran pemerintah, serta kita sebagai masyarakat sangat dibutuhkan, agar selalu bersinergi untuk menjadi penerus, terlebih seni budaya ini supaya tak mudah tandus.
Votenews.id / Atan
Editor : Riyadh